Novel Surat kecil untuk Tuhan (True story of Gitta Sessa Wanda Cantika)
Adalah sebuah novel yang diangkat dari kisah nyata keke, seorang gadis
remaja Indonesia yang telah meninggal tahun 2008 karena kanker ganas.
Buku ini terjual lebih dari 50.000 exp, tahun 2011 telah diadaptasi ke
layar lebar. Kisah Keke pernah di ulas dalam acara kick Andy dan ribuan air mata telah berjatuhan setelah membaca kisahnya.(Buku ini bisa didapatkan di seluruh toko buku di indonesia dengan
harga 38.800 (bonus cd), sebagian penjualan buku akan disumbangkan ke
yayasan kanker. Filmnya akan ditayangkan pada 7 Juli 2011.
Hai Sobat, namaku Keke. Umurku 13 tahun ketika aku divonis mengalami penyakit kanker ganas bernama Rabdomiosarkoma,
sulit bagiku untuk mengerti penyakit apa yang menyerang bagian wajahku
itu bahkan untuk menyebut ulang nama penyakit itu, aku sangat
kesulitan. Dokter bilang aku terkena kanker jaringan lunak yang sangat
langkah dan menjadi orang pertama di Indonesia yang mengalami penyakit
itu.
Aku sedih ketika ayahku menangis menolak permintaan dokter untuk
melakukan operasi di wajahku. Dokter bilang: bila aku tidak melakukan
operasi, maka hidupku tidak akan bertahan lama lebih dari 3 bulan. Aku
sangat terkejut, karena penyakit itu tidak memiliki tanda-tanda apapun
selain aku mengalami sakit mata yang diikuti dengan mimisan yang terjadi
selama seminggu. Kanker itu hanya seukuran kuku jariku dan bersarang
di bagian pelipis mataku, tapi operasi itu mengharuskan aku kehilangan
sebagian wajah kiri dan mataku.
Ayahku tentu tidak akan rela aku kehilangan bagian wajahku karena aku
adalah seorang anak gadis yang akan tumbuh dewasa bagaimanapun kelak.
Aku tidak pernah paham seberapa menakutkan penyakit itu hingga aku
merasakan sendiri bagian wajahku mulai membengkak sebesar bola tenis dan
buta. Ketika aku menangis merasakan kesakitan, ayahku tidak pernah mau
jujur mengatakan penyakit itu. Hingga akhirnya aku berjuang hidup
selama 3 bulan mencari pengobatan tradisional dan seseorang ulama
mengatakan padaku aku terserang kanker.
Perasaanku saat itu sangat hancur, aku tau hidupku tidak akan lama lagi
dengan keadaan buta dan kehilangan pernafasan hidung sebelah kiriku.
Aku menangis dan protes kepada Tuhan, mengapa ia tega merenggut masa
remajaku dan kesempatanku untuk menjadi penyanyi dan model. Air mata
yang berjatuhan setiap harinya tak pernah kulewatkan ketika rasa sakit
kanker itu datang. Walau demikian aku sungguh beruntung,
sahabat-sahabatku, keluargaku dan kekasihku selalu ada disampingku untuk
memberikan dukungan tanpa henti.
Ketika aku mulai pasrah Tuhan menjemputku, Aku hanya berdoa berharap
kepada Tuhan agar ia memberikan aku waktu lebih lama di dunia ini untuk
mengucapkan selama berpisah dengan sahabat, kekasihku dan terutama
untuk membuat ayahku bahagia lebih lama.Disaat itu aku tidak mampu
berdiri dan mengalami kritis. Tuhan mendengar doaku, disaat itulah aku
mendapatkan sebuah mujizat, seorang dokter menyelamatkanku dari
penyakit itu disaat-saat terakhir hidupku. aku sembuh dan kanker
diwajahku menghilang secara ajaib.
Aku merasakan kebaikan tuhan padaku dan melawan vonis kematian yang
dikatakan dokter padaku, aku pun berjanji padanya mulai saat itu untuk
bersyukur akan kehidupan yang ia berikan padaku. Usai penyakit itu
hilang dalam hidupku, Aku melewatkan hari-hariku dengan bahagia bersama
keluarga dan teman-temanku, aku menghabiskan waktuku dengan belajar
kitab suci dan mendekatkan diriku pada Tuhan. Hidup-hidupku pun berlalu
dengan bahagia walaupun pada akhirnya hal yang tak kuharapkan terjadi
lagi dalam hidupku ketika kanker itu kembali padaku, kini ia menyerang
wajah sebelah kananku.
Disaat aku mendapatkan vonis itu kembali, aku tidak lagi takut dan aku
tidak lagi marah kepada Tuhan. Aku bersyukur padanya, ia memberikan aku
kesempatan lebih lama di dunia ini untuk dapat bersama sahabat,
keluargaku dan kekasihku.Walau air mata berjatuhan disampingku, aku
berusaha untuk tegar dan mengatakan kepada semua orang, kalau ujian
dalam hidupku adalah tanda sayang Tuhan kepadaku.
Dokter yang menyelamatkan hidupku pertama kalinya menyerah, ia tidak
sanggup lagi menyelamatkanku. Aku hanya tersenyum dan berjanji untuk
bertahan hidup hingga aku bisa melewatkan ujian terakhirku di dunia ini
agar bisa lulus di bangku SMP. Walau aku buta dan lumpuh, aku berjanji
pada Tuhan dan sahabat-sahabatku untuk lulus dan memakai seragam SMA.
Sobat, hidup adalah anugerah yang indah. Atas kebaikan Tuhan, aku mampu
mengikuti ujian sekolah dengan kondisiku yang semakin parah. Aku
bersyukur karena bisa lulus dengan baik dan sampai akhirnya mampu
memakai seragam rok abu-abu bersama sahabat-sahabatku walau hanya sehari
disaat sebelum aku harus dilarikan ke rumah sakit karena darah terus
mengalir di hidungku.Kematianku semakin dekat dan itu bisa kurasakan
disaat hembusan nafasku semakin berat.
Tapi aku tidak ingin pergi dari dunia ini tanpa menuliskan suratku
kepada Tuhan..surat yang telah membuatku hidup sebagai seorang gadis
yang berjuang untuk hidup dan ribuan anak-anak lain yang mengalami
penyakit kanker yang sama denganku.
Aku berharap ketika aku tidak ada lagi di dunia ini, kisahku menjadi
inspirasi bagi siapapun yang ada di dunia ini untuk bersyukur akan
hidup. Karena Tuhan begitu mencintai kita dengan cobaannya.
Sobat.. bila ada tawa di dunia ini, maka akan ada tangis disampingnya.
Surat Kecil Untuk Tuhan
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini.
Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi hal yang sama terjadi padaku,
terjadi pada orang lain.
Tuhan…
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu
Tuhan…
Bolehkah aku memohon satu hal kecil untuk-Mu
Tuhan…
Biarkanlah aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..
Tuhan…
Izinkanlah rambutku kembali tumbuh, agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya.
Tuhan…
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
kepada ayah dan sahabat-sahabatku
Tuhan…
Berikanlah aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidup
kepada siapapun yang mengenalku..
Tuhan ..
Surat kecil-ku ini
adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali…
Ke dunia yang Kau berikan padaku..
In memorial,
Gita Sesa Wanda Cantika.
19/06/91 s/d 25/12/06
novel surat kecil untuk tuhan
20.14 |
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar